Rabu, 18 April 2012

Doa Sehari-hari Menurut Hindu

Om Swastyastu. Buku ini di-punia-kan kepada umat Hindu di mana pun berada, sebagai sebuah Jnyana-Yadnya dari kami, dengan harapan dapat digunakan di saat bersembahyang baik dalam rangka suatu upacara tertentu maupun dalam kehidupan sehari-hari.
thumbs dsmh480 Doa Sehari Hari Menurut Hindu
Kita mengetahui bersama bahwa pada dewasa ini umat Hindu sedang menghadapi tantangan yang cukup berat sebagai dampak pengaruh globalisasi dunia yang tidak hanya menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya, tetapi juga telah memasuki bidang spiritual.
Oleh karena itu umat Hindu, khususnya kaum muda, pelajar, dan mahasiswa perlu mempunyai pegangan yang teguh dalam ke-Hindu-an mereka, antara lain dalam mengucapkan doa, puja, dan mantra yang tepat dan benar.

Dalam hubungan itu, kami dari Lembaga Stiti Dharma, yakni sebuah LSM yang berdiri di Singaraja – Bali tanggal 16 Nopember 2005, berupaya menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk menegakkan Hindu yang kokoh di mana para pemeluknya berpegang teguh pada ajaran Trihita Karana, yakni:
  1. Memelihara bhakti yang luhur kepada Hyang Widhi.
  2. Menjaga hubungan yang harmonis dengan sesama umat manusia, melimpahkan kasih sayang, dan mencintai semua mahluk di bumi.
  3. Memelihara alam dan lingkungan agar tetap lestari.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Putu Setia dari Penerbit Pustaka Manikgeni yang telah menghimpun doa-doa dalam buku ini, dan juga kepada Dewan Pengelola Dana Punia Peduli Umat Majalah Hindu Raditya, yang telah membiayai penerbitan buku kecil yang khusus disumbangkan ini.
Om Santih Santih Santih Om

Pada umumnya, sebelum melakukan persembahyangan –baik dengan Puja Trisandya maupun Panca Sembah– didahului dengan penyucian badan dan sarana persembahyangan. Urutannya sebagai berikut:
1. Duduk dengan tenang. Lakukan Pranayama dan setelah suasananya tenang ucapkan mantram ini:
OM PRASADA STHITI SARIRA SIWA SUCI NIRMALAYA NAMAH SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, dalam wujud Hyang Siwa, hamba-Mu telah duduk tenang, suci, dan tiada noda.
2. Kalau tersedia air bersihkan tangan pakai air. Kalau tidak ada ambil bunga dan gosokkan pada kedua tangan. Lalu telapak tangan kanan ditengadahkan di atas tangan kiri dan ucapkan mantram:
OM SUDDHA MAM SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, bersihkanlah tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kanan).
Lalu, posisi tangan dibalik. Kini tangan kiri ditengadahkan di atas tangan kanan dan ucapkan mantram:
OM ATI SUDDHA MAM SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, lebih dibersihkan lagi tangan hamba (bisa juga pengertiannya untuk membersihkan tangan kiri).
3. Kalau tersedia air (maksudnya air dari rumah, bukan tirtha), lebih baik berkumur sambil mengucapkan mantram di dalam hati:
OM ANG WAKTRA PARISUDDMAM SWAHA
atau lebih pendek:
OM WAKTRA SUDDHAYA NAMAH
Artinya: Ya, Tuhan sucikanlah mulut hamba.
4. Jika tersedia dupa, peganglah dupa yang sudah dinyalakan itu dengan sikap amusti, yakni tangan dicakupkan, kedua ibujari menjepit pangkal dupa yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan, dan ucapkan mantra:
OM AM DUPA DIPASTRAYA NAMA SWAHA
Artinya: Ya, Tuhan/Brahma tajamkanlah nyala dupa hamba sehingga sucilah sudah hamba seperti sinar-Mu.
5. Setelah itu lakukanlah puja Trisandya. Jika memuja sendirian dan tidak hafal seluruh puja yang banyaknya enam bait itu, ucapkanlah mantram yang pertama saja (Mantram Gayatri) tetapi diulang sebanyak tiga kali.
Mantram di bawah ini memakai ejaan sebenarnya, “v” dibaca mendekati “w”. Garis miring di atas huruf, dibaca lebih panjang. Permulaan mantram Om bisa diucapkan tiga kali, bisa juga sekali sebagaimana teks di bawah ini:
OM BHUR BHVAH SVAH
TAT SAVITUR VARENYAM
BHARGO DEVASYA DHIMAHI
DHIYO YO NAH PRACODAY
AT
Tuhan adalah bhur svah. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi, Semoga Ia berikan semangat pikiran kita.
OM NARAYANA EVEDAM SARVAM
YAD BH
UTAM YAC CA BHAVYAM
NISKALANKO NIRAÑJANO NIRVIKALPO
NIR
AKHYATAH SUDDO DEVA EKO
N
ARAYANO NA DVITÌYO’STI KASCIT
Ya Tuhan, Narayana adalah semua ini apa yang telah ada dan apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa Narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua.
OM TVAM SIVAH TVAM MAHADEVAH
ÌSVARAH PARAMESVARAH
BRAHM
A VISNUSCA RUDRASCA
PURUSAH PARIKÌRTITAH
Ya Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa.
OM PAPO’HAM PAPAKARMAHAM
P
APATMAPAPASAMBHAVAH
TR
AHI MAM PUNDARIKAKSA
SAB
AHYABHYANTARAH SUCIH
Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba.
OM KSAMASVA MAM MAHADEVA
SARVAPR
ANI HITANKARA
M
AM MOCA SARVA PAPEBYAH
P
ALAYASVA SADA SIVA
Ya Tuhan, ampunilah hamba HyangWidhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh Hyang Widhi.
OM KSANTAVYAH KAYIKO DOSAH
KS
ANTAVYO VACIKO MAMA
KS
ANTAVYO MANASO DOSAH
TAT PRAM
ADAT KSAMASVA MAM
Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba.
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OMYa Tuhan, semoga damai, damai, damai selamanya.
Setelah selesai memuja Trisandya dilanjutkan Panca Sembah. Kalau tidak melakukan persembahyangan Trisandya (mungkin tadi sudah di rumah) dan langsung memuja dengan Panca Sembah, maka setelah membaca mantram untuk dupa langsung saja menyucikan bunga atau kawangen yang akan dipakai muspa.
Ambil bunga atau kawangen itu diangkat di hadapan dada dan ucapkan mantram ini:
OM PUSPA DANTA YA NAMAH SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, semoga bunga ini cemerlang dan suci.
Urutan sembahyang ini sama saja, baik dipimpin oleh pandita atau pemangku, maupun bersembahyang sendirian. Cuma, jika dipimpin pandita yang sudah melakukan dwijati, ada kemungkinan mantramnya lebih panjang.
Kalau hafal bisa diikuti, tetapi kalau tidak hafal sebaiknya lakukan mantram-mantram pendek sebagai berikut:
1. Dengan tangan kosong (sembah puyung). Cakupkan tangan kosong dan pusatkan pikiran dan ucapkan mantram ini:
OM ATMA TATTWATMA SUDDHA MAM SWAHA
Artinya: Ya Tuhan, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah hamba.
2. Sembahyang dengan bunga, ditujukan kepada Hyang Widhi dalam wujudNya sebagai Hyang Surya atau Siwa Aditya. Ucapkan mantram:
OM ADITYASYA PARAM JYOTI
RAKTA TEJO NAMO’STUTE
SWETA PANKAJA MADHYASTHA
BH
ASKARAYA NAMO’STUTE
Artinya: Ya Tuhan, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja Engkau. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja Engkau yang menciptakan sinar matahari berkilauan.
3. Sembahyang dengan kawangen. Bila tidak ada, yang dipakai adalah bunga. Sembahyang ini ditujukan kepada Istadewata pada hari dan tempat persembahyangan itu. Istadewata ini adalah Dewata yang diinginkan kehadiran-Nya pada waktu memuja.
Istadewata adalah perwujudan Tuhan Yang Maha Esa dalam berbagai wujudNya. Jadi mantramnya bisa berbeda-beda tergantung di mana dan kapan bersembahyang.
Mantram di bawah ini adalah mantram umum yang biasanya dipakai saat Purnama atau Tilem atau di Pura Kahyangan Jagat:
OM NAMA DEWA ADHISTHANAYA
SARWA WYAPI WAI SIW
AYA
PADM
ASANA EKA PRATISTHAYA
ARDHANARESWARYAI NAMO NAMAH
Artinya: Ya Tuhan, kepada dewata yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
4. Sembahyang dengan bunga atau kawangen untuk memohon waranugraha. Usai mengucapkan mantram, ada yang memperlakukan bunga itu langsung sebagai wara-nugraha, jadi tidak “dilentikkan/dipersembahkan” tetapi dibungakan di kepala (wanita) atau di atas kuping kanan (laki-laki).
Mantramnya adalah:
OM ANUGRAHA MANOHARAM
DEWA DATT
A NUGRAHAKA
ARCANAM SARW
A PUJANAM
NAMAH SARW
A NUGRAHAKA
DEWA-DEWI MAHASIDDHI
YAJÑANYA NIRMAL
ATMAKA
LAKSMI SIDDHISÇA DIRGH
AYUH
NIRWIGHNA SUKHA WRDDISCA
Artinya: Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian pada Dewa dan Dewi berwujud jadnya suci, kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.
5. Sembahyang dengan cakupan tangan kosong, persis seperti yang pertama. Cuma sekarang ini sebagai penutup. Usai mengucapkan mantram, tangan berangsur-angsur diturunkan sambil melemaskan badan dan pikiran. Mantramnya:
OM DEWA SUKSMA PARAMA CINTYAYA NAMA SWAHA.
OM S
ANTIH, SANTIH, SANTIH, OM
Artinya: Ya Tuhan, hamba memuja Engkau Dewata yang tidak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugerahkan kepada hamba kedamaian, damai, damai, Ya Tuhan.
Untuk memuja di Pura atau tempat suci tertentu, kita bisa menggunakan mantram lain yang disesuaikan dengan tempat dan dalam keadaan bagaimana kita bersembahyang. Yang diganti adalah mantram sembahyang urutan ketiga dari Panca Sembah, yakni yang ditujukan kepada Istadewata. Berikut ini contohnya:
Untuk memuja di Padmasana, Sanggar Tawang, dapat digunakan salah satu contoh dari dua mantram di bawah ini:
OM, AKASAM NIRMALAM SUNYAM
GURU DEWA BHYOM
ANTARAM
CIWA NIRWANA WIRYANAM
REKH
A OMKARA WIJAYAM
Artinya: YaTuhan, penguasa angkasa raya yang suci dan hening. Guru rohani yang suci berstana di angkasa raya. Siwa yang agung penguasa nirwana sebagai Omkara yang senantiasa jaya, hamba memujaMu.
OM NAMA DEWA ADHISTHANAYA
SARVA WY
API VAI SIWAYA
PADM
ASANA EKAPRATISTHAYA
ARDHANARESWARYAI NAMO’NAMAH
Artinya: Ya Tuhan, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah berada di mana-mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanaresvarì, hamba memujaMu.
Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Desa, digunakan mantram sebagai berikut:
OM ISANAH SARWA WIDYANAM
ISWARAH SARWA BH
UTANAM
BRAHMANO’ DHIPATIR BRAHM
A
SIVO ASTU SADASIWA
Artinya: Ya Tuhan, Hyang Tunggal Yang Maha Sadar, selaku Yang Maha Kuasa menguasai semua makhluk hidup. Brahma Maha Tinggi, selaku Siwa dan Sadasiwa.
Untuk di pura Kahyangan Tiga, ketika memuja di Pura Puseh, mantramnya begini:
OM, GIRIMURTI MAHAWIRYAM
MAH
ADEWA PRATISTHA LINGGAM
SARWADEWA PRANAMYANAM
SARWA JAGAT PRATISTHANAM
Artinya: Ya Tuhan, selaku Girimurti Yang Maha Agung, dengan lingga yang jadi stana Mahadewa, semua dewa-dewa tunduk padaMu.

Untuk memuja di Pura Dalem, masih dalam Kahyangan Tiga
:
OM, CATUR DIWJA MAHASAKTI
CATUR ASRAME BHATT
ARI
SIWA JAGATPATI DEWI
DURG
A SARIRA DEWI
Artinya: YaTuhan, saktiMu berwujud Catur Dewi, yang dipuja oleh catur asrama, sakti dari Ciwa, Raja Semesta Alam, dalam wujud Dewi Durga. Ya, Catur Dewi, hamba menyembah ke bawah kakiMu, bebaskan hamba dari segala bencana.
Untuk bersembahyang di Pura Prajapati, mantramnya:
OM BRAHMA PRAJAPATIH SRESTHAH
SWAYAMBHUR WARADO GURUH
PADMAYONIS CATUR WAKTRO
BRAHM
A SAKALAM UCYATE
Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma Prajapati, pencipta semua makhluk, maha mulia, yang menjadikan diriNya sendiri, pemberi anugerah mahaguru, lahir dari bunga teratai, memiliki empat wajah dalam satu badan, maha sempurna, penuh rahasia, Hyang Brahma Maha Agung.
Untuk di Pura Pemerajan/Kamimitan (rong tiga), paibon, dadia atau padharman, mantramnya:
OM BRAHMA WISNU ISWARA DEWAM
TRIPURUSA SUDDH
ATMAKAM
TRIDEWA TRIMURTI LOKAM
SARWA WIGHNA WINASANAM
Artinya: Ya Tuhan, dalam wujudMu sebagai Brahma, Wisnu, Iswara, Dewa Tripurusa MahaSuci, Tridewa adalah Trimurti, semogalah hamba terbebas dari segala bencana.

Untuk di Pura Segara atau di tepi pantai, mantramnya
:
OM NAGENDRA KRURA MURTINAM
GAJENDRA MATSYA WAKTRANAM
BARUNA DEWA MASARIRAM
SARWA JAGAT SUDDH
ATMAKAM
Artinya: Ya Tuhan, wujudMu menakutkan sebagai raja para naga, raja gagah yang bermoncong ikan, Engkau adalah Dewa Baruna yang maha suci, meresapi dunia dengan kesucian jiwa, hamba memujaMu.
Untuk di Pura Batur, Ulunsui, Ulundanu, mantramnya:
OM SRIDHANA DEWIKA RAMYA
SARWA RUPAWATI TATHA
SARWA JÑANA MANISCAIWA
SRI SRIDEWI NAMO’STUTE
Artinya: Ya Tuhan, Engkau hamba puja sebagai Dewi Sri yang maha cantik, dewi dari kekayaan yang memiliki segala keindahan. la adalah benih yang maha mengetahui. Ya Tuhan Maha Agung Dewi Sri, hamba memujaMu.

Untuk bersembahyang pada hari Saraswati, atau tatkala memuja Hyang Saraswati. Mantramnya
:
OM SARASWATI NAMAS TUBHYAM
WARADE K
AMA RUPINI
SIDDHAR
AMBHAM KARISYAMI
SIDDHIR BHAWANTU ME SAD
A
Artinya: Ya Tuhan dalam wujud-Mu sebagai Dewi Saraswati, pemberi berkah, terwujud dalam bentuk yang sangat didambakan. Semogalah segala kegiatan yang hamba lakukan selalu sukses atas waranugraha-Mu.
Untuk bersembahyang di pemujaan para Rsi Agung seperti Danghyang Dwijendra, Danghyang Astapaka, Mpu Agnijaya, Mpu Semeru, Mpu Kuturan dan lainnya, gunakan mantram ini:
OM DWIJENDRA PURVANAM SIWAM
BRAHMANAM PURWATISTHANAM
SARWA DEWA MA SARIRAM
SURYA NISAKARAM DEWAM
Artinya: Ya, Tuhan dalam wujudMu sebagai Siwa, raja dari sekalian pandita, la adalah Brahma, berdiri tegak paling depan, la yang menyatu dalam semua dewata. la yang meliputi dan memenuhi matahari dan bulan, kami memuja Siwa para pandita agung.
Demikianlah beberapa mantram yang dipakai untuk bersembahyang pada tempat-tempat tertentu. Sekali lagi, mantram ini menggantikan “mantram umum” pada saat menyembah kepada Istadewata, yakni sembahyang urutan ketiga pada Panca Sembah.
Terakhir, ini sembahyang ke hadapan Hyang Ganapati (Ganesha), namun dalam kaitan upacara mecaru (rsigana), atau memuja di Sanggah Natah atau Tunggun Karang, tak ada kaitannya dengan Panca Sembah:
OM GANAPATI RSI PUTRAM
BHUKTYANTU WEDA TARPANAM
BHUKTYANTAU JAGAT TRILOKAM
SUDDHA PURNA SARIRINAM
Demikianlah mantram untuk Istadewata.
—————————————————————-
Inilah doa untuk sehari-hari. Lazimnya tentulah dihafalkan. Namun kalau panjang, apalagi untuk di depan umum, misalnya, membuka rapat/ pertemuan, mantram ini bisa dibaca dengan memegang buku.
OM ASATO MA SAT GANAYA
TAMASO M
A JAYATIR GANAYA
MRITYOR M
AMRITAM GAMAYA
(Ya Tuhan tuntunlah hamba dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar, dari jalan gelap ke jalan terang, hindarkanlah hamba dari kematian menuju kehidupan abadi.)
OM UTEDANIM BHAGAWANTAH SYAMOTA
PRAPITWA UTA MANDHYE AHNAM
UTODIT
A MAGHAWANTA SURYASYA WAYAM
DEW
ANAM SUMANTAU SYAMA
(Ya Tuhan Yang Maha Pemurah, jadikanlah hamba orang yang selalu bernasib baik pada hari ini, menjelang tengah hari, dan seterusnya. Semoga para Dewa melindungi diri hamba.)
OM CAM CAMANI YA NAMAH SWAHA
OM WAKTRA PARISUDAHAYA NAMAH SW
AHA
(Ya Tuhan, hamba memujaMu, semoga muka hamba menjadi bersih.)
OM RAHPHAT ASTRAYA NAMAH
OM SRI DEWI BHATRIMSA YOGINI NAMAH
(Ya Tuhan, sujud hamba kepada Dewi Sri, Bhatari Yogini, semoga bersihlah gigi hamba.)
OM ANG WAKTRA PARISUDHAMAM SWAHA
(Ya Tuhan, semoga bersihlah mulut hamba.)
OM AM KHAM KHASOLKHAYA ISWARAYA NAMAH SWAHA
(Ya Tuhan, semoga bersihlah kaki hamba.)
OM GANGGA AMRTA SARIRA SUDHAMAM SWAHA
OM SARIRA PARISUDHAM
AM SWAHA
(Ya Tuhan, Engkau adalah sumber kehidupan abadi nan suci, semoga badan hamba menjadi bersih dan suci.)
Bisa pula dengan doa atau mantram ini:
OM GANGGE CA YAMUNE CAIWA
GODAWARI SARASWATI
NARMADE SINDH
U KAWERI
JALE’SMIN SANNIDHIM KURU
(Ya Tuhan, ijinkanlah hamba memanggil sungai suci Gangga, Yamuna, Godawari, Saraswati, Narmada, Sindhu dan Kaweri, semoga menganugerahkan kesucian kepada hamba.)
OM TAM MAHADEWAYA NAMAH SWAHA
OM BHUSANAM SARIRABHYO PARISUDHAMAM SW
AHA
(Tuhan dalam perwujudanMu sebagai Tat Purusha, Dewa Yang Maha agung, hamba sujud kepadaMu dalam menggunakan pakaian ini. Semoga pakaian hamba menjadi bersih dan suci.)
Selesai berpakaian hendaknya melakukan persembahyangan Trisandya.
Doa panganjali:
Diucapkan saat berjumpa dengan seseorang atau memulai suatu pembicaraan dalam sebuah pertemuan. Tangan dicakupkan seperti menyembah, diangkat sejajar dada.
OM SWASTYASTU
(Semoga selalu dalam keadaan.selamat di bawah lindungan Tuhan.)
OM HIRANYAGARBHAH SAMAWARTATAGRE
BH
UTASYA JATAH PATIREKA ASIT
SAD
ADHARA PRITIWIM DYAM UTEMAM
KASMAI DEW
AYA HAWISA WIDHEMA
OM PURNAM ADAH PURNAMIDAM
P
URNAT PURNAM UDACYATE
P
URNASYA PURNAM ADAYA
P
URNAMEWAWASISYATE
(Ya Tuhan Yang Maha Pengasih. Engkau asal alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal. Engkau yang memelihara semua makhluk, seluruh bumi dan langit. Hamba memuja Engkau. Ya Tuhan Yang Maha Sempuma dan yang membuat alam sempurna. Alam ini akan lenyap dalam kesempurnaanMu. Engkau Maha Kekal. Hamba mendapat makanan yang cukup berkat anugrahMu. Hamba manghaturkan terima kasih.)
Doa di atas baik untuk makan bersama, misalnya, pesta atau istirahat makan dalam suatu pertemuan. Jika sendirian bisa mengucapkan doa pendek ini yang diambil dari kitab suci Yajurveda:
OM ANNAPATE ANNASYA
NO DEHYANMIWASYA SUSMINAH
PRA-PRA D
ATARAM TARIS URJAM
NO DHEHI DWIPADE CATUSPADE
(Ya Tuhan, Engkau penguasa makanan, anugerahkanlah makanan ini, semoga memberi kekuatan dan menjauhkan dari penyakit. Bimbinglah hamba anugerahkan kekuatan kepada semua mahkluk.)
OM ANUGRAHA AMRTADI SAÑJIWANI YA NAMAH SWAHA
(Ya Tuhan, semoga makanan ini menjadi penghidup hamba lahir dan bathin yang suci.)
OM DHIRGAYUR ASTU, AWIGHNAMASTU, SUBHAM ASTU
OM SRIYAM BHAWANTU, SUKHAM BHAWANTU, P
URNAM BHAWANTU, KSAMA SAMPURNAYA NAMAH SWAHA
OM, S
ANTIH, SANTIH, SANTIH, OM
(Ya Tuhan, semoga makanan yang telah masuk ke dalam tubuh hamba memberikan kekuatan dan keselamatan, panjang umur dan tidak mendapat sesuatu apapun. Ya Tuhan, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.)
OM AWIGHNAM ASTU NAMO SIDHHAM
OM SIDHIRASTU TAD ASTU SW
AHA
(Ya Tuhan, semoga atas perkenanMu, tiada suatu halangan bagi hamba memulai pekerjaan ini dan semoga berhasil baik).
OM DEWA SUKSMA PARAMA ACINTYAYA NAMAH SWAHA
SARWA KARYA PRASIDH
ANTAM
OM S
ANTIH, SANTIH, SANTIH, OM
(Ya Tuhan dalam wujud Parama Acintya yang maha gaib dan maha karya, hanya atas anugrahMu-lah maka pekerjaan ini berhasil dengan baik. Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selamanya).
OM ASATO MA SADYAMAYA
TAMASO M
A JYOTIR GAMAYA
MRTYOR M
A AMRTAM GAMAYA
OM AGNE BRAHMA GRBHNISWA
DHARUNAMA SYANTA RIKSAM DRDVAMHA
BRAHRNAWANITWA KSATRAWAHI SAJ
ATA
WANYU DADHAMI BHRATRWYASYA WADHY
AYA
(Tuhan Yang Maha Suci, bimbinglah hamba dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah hamba dari kegelapan pikiran menuju cahaya pengetahuan yang terang. Lepaskanlah hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi. Tuhan Yang Maha Suci, terimalah pujian yang hamba persembahkan melalui Weda mantra dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba agar hamba dapat menghancurkan musuh yang ada pada hamba (nafsu). Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada dalam setiap insani (jiwatman), menolong orang terpelajar pemimpin negara dan para pejabat. Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan anugrah kekuatan kepada hamba.)
OM PRANO DEWI SARASWATI
W
AJEBHIR WAJINIWATI
DHINAM AWIÑYAWANTU
(Ya Tuhan dalam manifestasi Dewi Saraswati, Hyang Maha Agung dan Maha Kuasa, semoga Engkau memancarkan kekuatan rohani, kecerdasan pikiran, dan lindungilah hamba selama-lamanya.)
OM PAWAKANAH SARASWATI
W
AJEBHIR WAJINIWATI
YAJÑAM WASTU DHIY
AWASUH
(Ya Tuhan sebagai manifestasi Dewi Saraswati. Yang MahaSuci, anugrahilah hamba kecerdasan. Dan terimalah persembahan hamba ini.)
OM PURWE JATO BRAHMANO BRAHMACARI
DHARMAM WAS
ANAS TAPASODATISTAT
TASMAJJATAM BRAHMANAM BRAHMA
LYESTHAM DEWASCA SARWE AMRTTNA S
AKAMA
(Ya Tuhan, muridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai pertama. Tuhan, anugrahkanlah pengetahuan dan pikiran yang terang. Brahman yang agung, setiap makhluk hanya dapat bersinar berkat cahayaMu yang senantiasa memancar.)
OM DEWAKRTASYAINASO AWAYA JANAM
ASI MANUSYAKRTASI NAMA AWAYA JANAM
ASIPITRA KITASI NAMO AWAYA JANAM ASYATMA
KRTASYAENASO AWAYA JANAM
ASYENA SA’ ENASE WAYA JANAM ASI
YACCHAHAM ENO VIDVAMSCAKARA
YACCHAVIDVAMS TASYA VA YA JANAM ASI
(Ya Tuhan, ampunilah dosa hamba terhadapMu, ampunilah dosa hamba terhadap sesama manusia, terhadap orangtua hamba, terhadap teman hamba, Tuhan ampunilah dosa hamba terhadap segala macam dosa, terhadap dosa yang hamba lakukan dengan sadar atau tidak sadar. Tuhan, semoga berkenan mengampuni semuanya itu.)
OM PASU PASAYA WIMAHE SIRASCADAYA DHIMAHI TANO JIWAH PRACODAYAT
(Semoga atas perkenan dan berkahMu para pemotong hewan dalam upacara kurban suci ini beserta orang-orang yang telah berdana punia untuk yadnya ini memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan. Tuhan, hamba memotong hewan ini, semoga rohnya menjadi suci.)
OM SARWA WIGHNA SARWA KLESA SARWA LARA ROGA WINASAYA NAMAH
(Ya Tuhan semoga segala halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan Engkau lenyapkan semuanya.)
OM ATMA TATTWATMA NARYATMA
SWADAH ANG AH
OM SWARGANTU, MOKSANTU, S
UNYANTU, MURCANTU
OM KS
AMA SAMPURNAYA NAMAH SWAHA
(Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semogalah arwah yang meninggal mendapat sorga, menunggal denganMu, mencapai keheningan tanpa derita. Ya Tuhan, ampunilah segala dosanya, semoga ia mencapai kesempurnaan atas kekuasaan dan pengetahuan serta pengampunanMu.) .
OM IHA IWA STAM MA WI YAUSTAM
WISWAM 
AYUR WYASNUTAM
KRIDANTAU PUTRAIR NAPTRBHIH
MODAM
ANAU SWE GRHE
(Ya Tuhan, anugerahkanlah kepada pasangan penganten ini kebahagiaan, keduanya tiada terpisahkan dan panjang umur. Semoga penganten ini dianugerahkan putra dan cucu yang memberikan penghiburan, tinggal di rumah yang penuh kegembiraan.)
OM WISOWISO WO ATITHIM
WAJAYANTAH PURUPRIYAM
AGNIM WO DURYAM WOCAH
STUSE S
USASYA MANMABHIH
(Ya Tuhan, Engkau adalah tamu yang datang pada setiap rumah. Engkau amat mencintai umatMu. Engkau adalah sahabat yang maha pemurah. Perkenankanlah hamba memujaMu dengan penuh kekuatan, dalam ucapan maupun tenaga dan dalam lagu pujian.)
OM BRHATSUMNAH PRASAWITA NIWESANO
JAGATAH STHATURUBHAYASYA YO WASI
SA NO DEWAH SAWIT
A SARMA YACCHA TWASME
KSAYAYA TRIWARUTHAM AMHASAH
(Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. la yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak, semoga Ia memberi rahkmatNya kepada kami untuk ketentraman hidup dengan kemampuan untuk menghindari kekuatan yang jahat.)
Setelah bayi dimandikan, ayah bayi atau orang yang dituakan yang hadir di sana diminta membisikkan Mantram Gayatri (bait pertama Puja Trisandya) masing-masing tiga kali pada lobang telinga kanan dan kiri bayi itu.
OM WICAKRAME PRTHIWIM ESA ETAM
KSETR
AYA WISNUR MANUSE DASASYAN
DRUW
ASO ASYA KIRQYA JANASA
URUKSITIM SUJANIM
A CAKARA
(Ya Tuhan, Engkau Hyang Wisnu yang membentang di bumi ini, menjadikah tempat tinggal bagi manusia. Kaum yang hina aman sentosa di bawah lindungan-Nya. Yang mulia telah menjadikan bumi tempat yang lega bagi mereka.)
OM TACCAKSUR DEWAHITAM SUKRAM UCCARAT
PASYEMA SARADAH SATAM
JIWEMA SARADAH SATAM
(Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga seratus tahun hamba selalu melihat mata yang bersinar ciptaanNya, semoga hamba hidup seratus tahun lamanya.)
OM SAM GACCHADWAM SAM WADADWAM
SAM WO MANAMSI J
ANATAM
DEWA BHAGAM YATHA PURWE
SAMJ
ANANA UPASATE
OM SAMANI WA AKUTIH
SAM
ANA HRDAYANI WAH
SAM
ANAM ASTU WO
MANO YATHA WAH SUSAHASATI
OM ANO BHADRAH KRATTAWO YANTU WISWATAH
(Ya Tuhan, hamba berkumpul di tempat ini hendak bicara satu dengan yang lain untuk menyatukan pikir sebagai mana halnya para dewa selalu bersatu. Ya Tuhan, tuntunlah kami agar sama dalam tujuan, sama dalam hati, bersatu dalam pikiran hingga dapat hidup bersama dalam sejahtera dan bahagia. Ya Tuhan, semoga pikiran yang baik datang dan segala penjuru.)
OM ANUGRAHA MANOHARAM
DEVADATTA NUGRAHAKA
ARCANAM SARW
A PUJANAM
NAMAH SARWA NUGRAHAKA
OM KSAMA SWAMAM JAGADNATHA
SARWA P
APA HITANKARAH
SARWA KARYA SIDHAM DEHI
PRANAMYA S
URYESWARAM
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM
(Ya Tuhan limpahkanlah anugrahMu yang menggembirakan kepada hamba. Tuhan yang maha pemurah, semoga Tuhan melimpahkan segala anugrah kepada hamba. Ya Tuhan, pelindung alam semesta, pencipta semua makhluk, ampunilah dosa hamba dan anugrahilah hamba dengan keberhasilan atas semua karya. Tuhan yang memancarkan sinar suci, ibaratnya sang surya memancarkan sinarnya, hamba sujud kepadaMu. Ya Tuhan, semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.)
Untuk menutup pertemuan, bisa pula dipakai doa di bawah ini yang diambilkan dari kitab Yajurveda. Mantram ini disebut Santi Mantram. Bunyinya:
OM DYAUH SANTIR ANTARIKSAM SANTIH
PRTHIWI S
ANTIR APAH SANTIR
ASADHAYAH SANTIH WANASPATAYAH SANTIR
WISWE DEWAH S
ANTIR BRAHMA SANTIH
SARVAM S
ANTIH SANTIR EWA SANTIH
S
A MA SANTIR EDHI
(Ya Tuhan Yang Mahakuasa, anugerahkanlah kedamaian di langit, damai di bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan, damai bagi para dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta. Semogalah kedamaian senantiasa datang pada kami)
OM A WISWANI AMRTA SAUBHAGANI
(Ya Tuhan, semoga Engkau menganugerahkan segala keberuntungan yang memberikan kebahagiaan kepada hamba.)
OM WISWANI DEWA SAWITAR
DURI T
ANI PARA SUWA
YAD BHADRAM TANNA 
A SUWA
(Ya Tuhan, Sawitar, usirlah jauh-jauh segala kekuatan jahat. Berikanlah hamba yang terbaik.)
OM TRAYAMBHAKAM YAJAMAHE
SUGANDHIM PUSTI WARDHANAM
UNWARUKAM IWA BANDHAN
AT
MRTYOR MUKSIYA M
AMRTAT
(Ya Tuhan, hamba memuja Hyang Trayambhaka/Rudra yang menyebarkan keharuman dan memperbanyak makanan. Semoga la melepaskan hamba seperti buah mentimun dari batangnya, melepaskan dari kematian dan bukan dari kekekalan.)
Doa untuk pelantikan pejabat negara:
(Yang dilantik biasanya menirukan)
OM A BRAHMAN BRAHMANO BRAHMAWARCASI JAYATAMA
RASTE RAAJANAH SURA ISAWYO TIWYADHI MAHARATHO JAYATAM
DOGDHRI DHENURYOD
ANAD WANASUH SAPTIH PURANDHIRYOSAJISNU
RATHESTHAH SABHEYO YUW
ASYAJAYAMANASYA WIRO JAYATAM
NIK
AAME-NIKAME NAH PARJANYO WARSATU PHALAWATYO NA
OSADHAYAH PACYANTAM YOGAKSEMO NAH KALPAT
AAM
(Ya Tuhan Yang Maha Kuasa, semogalah di negara ini lahir orang-orang yang memiliki pengetahuan spiritual. Semoga pula pemimpin-pemimpin yang perkasa pandai menggunakan kebijaksanaan seperti menggunakan senjata, pahlawan yang tangguh, sapi yang banyak memberikan susu, lembu pembawa barang dan kuda yang cepat. Demikian pula lahir wanita yang sempurna. Pemuda yang baik dan berguna bagi masyarakat, sedia berkorban. Semoga hujan turun memberi kemakmuran. Semoga pepohonan berbuah lebat. Semoga usaha kami berhasil.)
OM-MATA BHUMIH PUTRO AHAM PRTHIVYDH
(Ya Tuhan, semoga kami mencintai tanah air ini sebagai ibu dan hamba adalah putra-putranya yang siap sedia membela seperti para pahlawan kami.)
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM
(Semoga damai, damai di hati, damai di dunia, damai selama-lamanya.)

42 comments to Doa Sehari-Hari Menurut Hindu

  • 21
    gedesuardana says:
    Singgih Ratu Bhegawan saya ingin menanyakan beberapa hal ;
    Saya pernah baca dalam Bagawadgita bahwa seseorang yang menyembah para bhuta akan pergi kesana, seseorang yang menyembah para Dewa akan pergi ke para Dewa, seseorang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur tetapi seseorang yang menyembah Aku maka akan pergi ke Aku, mohon penjelasan jika yang dimaksud dengan Aku adalah Moksa atau keabadian mengapa mesti kita banyak bermain dibawahnya bukankah agama hindu tujuan akhir adalah untuk mencapai Aku, bagaimana cara menyembah Aku yang benar. mohon dengan sangat Hyang Bhegawan dapat memberikan pencerahan tentang maksud diatas. mohon dimaafkan jika pertanyaan saya kurang berkenan.
    salam
    • 21.1
      Om Swastyastu,
      Pertama-tama saya ingin menyarankan kepada anda dan teman-teman lainnya, bila membaca/mempelajari kitab suci jangan sepotong-sepotong karena ada keterkaitan antara Bab-Bab dan Ayat-Ayat yang satu dengan lainnya.
      Yang dimaksudkan oleh penanya adalah Bhagawadgita Bab IX.25 yang terbaca sebagai berikut :
      yanti devavrata devan
      pitrn yanti pitrvratah
      bhutani yanti bhutejya
      yanti madyajino ‘pi mam
      Artinya :
      penyembah dewa-dewa akan pergi pada dewa-dewa
      penyembah leluhur akan pergi ke leluhur
      pembuat yadnya pada bhuta pergi pada bhuta
      dan mereka yang beryadnya pada-Ku akan datang pada-Ku
      Ulasan saya :
      Bhagawadgita Bab IX membahas tentang Tuhan adalah melebihi ciptaan-Nya. Bab ini disebut sebagai bab “rahasia” yang mendalam dari kebijaksanaan, atau disebut pula jnanam vijnanasahitam. Kebijaksanaan dimaksud adalah intuisi dan kecerdasan untuk mencari kebenaran. Letak “rahasia” – Nya
      adalah “sifat” Tuhan yang wyapaka (meresap ada dimana-mana) dan nirwikara (mengatasi segalanya). Dengan kata lain, Tuhan adalah sumber dari segala yang ada tetapi tidak tersentuh olehnya.
      Atas dasar pemahaman diatas, lanjutkan membaca ayat 23 :
      ye ‘py anyadevatabhakta
      yajante sraddhaya nvitah
      te ‘pi mam eva kaunteya
      yajanty avidhipurvakam
      Artinya :
      meskipun mereka berbhakti kepada dewa-dewa lain
      asal mereka menyembah-Nya dengan kepercayaan
      mereka juga beryadnya kepada-Ku
      meskipun tidak menurut ketentuan yang sebenarnya
      Ayat serupa ini sudah pula tertulis dalam Rg Veda X.83.3.
      yo nah pita janita yo nidhata
      dhanani veda bhuvanani visva
      yo devanam namadha eka eva tam
      samprasnam bhuvana yantyanya
      Artinya :
      Tuhan pencipta dan pengatur
      yang mengetahui semua keadaan dan semua yang terjadi
      Dia hanyalah yang tunggal berwujud dewa-dewa
      kepadanyalah yang lain mencari-cari
      Para Maha-Rsi yang mengajarkan Agama Hindu (Bali) membuat inti sari 5 (lima) srada (keyakinan), yang dikenal dengan Panca-Srada yakni :
      1. Widhi Tattwa (keyakinan adanya Tuhan YME)
      2. Atma Tattwa (keyakinan adanya roh sebagai manifestasi Tuhan YME dari Nirguna-Brahman ke Saguna-Brahman)
      3. Punarbhawa (keyakinan adanya re-inkarnasi)
      4. Karmaphala (keyakinan hukum sebab/akibat)
      5. Moksah (keyakinan manunggalnya atman – brahman)
      Om Santih, santih, santih, Om

0 komentar:

Posting Komentar